Ecstasy / Inex
Inex adalah sebutan umum dari pil ecstasy. Pil ini mulai menjadi trend dikonsumsi di discotik2 di Indonesia sejak tahun 1990-an. Pada mulanya pil ini hanya diimport dari negara Belanda saja dan kandungan senyawanya pun masih asli yaitu MDMA (MethyleneDioxyMethAmphetamine), sekarang pil2 inex ini sudah banyak yg diproduksi secara ilegal di dalam negeri.
Inex adalah sebutan umum dari pil ecstasy. Pil ini mulai menjadi trend dikonsumsi di discotik2 di Indonesia sejak tahun 1990-an. Pada mulanya pil ini hanya diimport dari negara Belanda saja dan kandungan senyawanya pun masih asli yaitu MDMA (MethyleneDioxyMethAmphetamine), sekarang pil2 inex ini sudah banyak yg diproduksi secara ilegal di dalam negeri.
Senyawa MDMA ini mengakibatkan efek2 psikologis sebagai berikut:
1. perasaan senang yg luar biasa
2. hilangnya permusuhan dan rasa ketidak amanan
3. rasa intimasi antara satu sama lainnya sehingga disebut juga love drug
4. rasa empati dan simpati antara satu dengan yg lainnya
5. rasa damai dalam hati dan dihargai oleh orang lain serta meningkatkan percaya diri
6. sensitif terhadap nada, suara, berbagai macam bunyi2an sehingga dapat menikmati musik
7. sensitif dan menikmati sentuhan satu sama lainnya
8. distorsi pandangan
9. energetik yg luar biasa
10. kebiasaan untuk menggeleng2kan kepala dengan kencang (godek) supaya menghasilkan rasa “on” yg lebih tinggi
1. perasaan senang yg luar biasa
2. hilangnya permusuhan dan rasa ketidak amanan
3. rasa intimasi antara satu sama lainnya sehingga disebut juga love drug
4. rasa empati dan simpati antara satu dengan yg lainnya
5. rasa damai dalam hati dan dihargai oleh orang lain serta meningkatkan percaya diri
6. sensitif terhadap nada, suara, berbagai macam bunyi2an sehingga dapat menikmati musik
7. sensitif dan menikmati sentuhan satu sama lainnya
8. distorsi pandangan
9. energetik yg luar biasa
10. kebiasaan untuk menggeleng2kan kepala dengan kencang (godek) supaya menghasilkan rasa “on” yg lebih tinggi
Sedangkan efek2 fisiknya:
1. dehidrasi serta berkurangnya proses urinasi
2. meningkatnya suhu tubuh dan banyak berkeringat
3. meningkatnya detak jantung dan tekanan darah
4. gerakan pupil dan iris yg tidak terkendali (tertarik ke atas mata)
5. gerakan rahang yg selalu mengigit dan bergesekan
6. sensitif terhadap temperatur sekelilingnya
7. berkurangnya nafsu makan (tidak semua pemakai merasakan ini)
1. dehidrasi serta berkurangnya proses urinasi
2. meningkatnya suhu tubuh dan banyak berkeringat
3. meningkatnya detak jantung dan tekanan darah
4. gerakan pupil dan iris yg tidak terkendali (tertarik ke atas mata)
5. gerakan rahang yg selalu mengigit dan bergesekan
6. sensitif terhadap temperatur sekelilingnya
7. berkurangnya nafsu makan (tidak semua pemakai merasakan ini)
MDMA menyebabkan kecanduan secara
psikologis pada sebagian besar pemakainya dan tidak pada segelintir
orang yg lainnya, kemungkinan hal ini disebabkan oleh efek “bad trip” yg
mungkin terjadi pada orang2 tertentu sehingga membuat mereka jera untuk
mengkonsumsinya kembali di lain waktu. Akan tetapi jika seseorang sudah
merasakan “high” maka pada saat efek dari MDMA ini mulai drop ia akan
merasakan “emosi yg remuk” dan mulai memikirkannya untuk mengkonsumsinya
kembali segera atau dalam jangka waktu tertentu (misalnya week-end
berikutnya).
Pengkonsumsian MDMA secara rutin dapat
dipastikan akan terus meningkatkan toleransinya terhadap dosis yg harus
dipakai bahkan pada suatu saat ia akan mulai merasakan efek “magic” dari
pil ini yg mulai menghilangkan seberapapun banyaknya dosis MDMA yg
telah dikonsumsinya.
Efek drop dari MDMA dalam jangka pendek
mengakibatkan depresi/emosi yg remuk dimulai dari 1-2 hari setelah
pemakaian dan bisa mencapai hingga 4-7 hari sesudahnya, menjadi sering
kaget ketika tertidur, terganggunya ingatan jangka pendek (short-term
memory), sulit berkonsentrasi, penglihatan yg berbayang, dan jaw
clenching (gigi yg rasanya selalu terikat dan ingin bergesekan terus
menerus).
Sedangkan efek pemakaian jangka panjang
mengakibatkan terganggunya fungsi hormon serotonin dan dopamine di dalam
otak, terganggunya pula fungsi keseimbangan temperatur tubuh, menjadi
sangat pelupa, tidak mampu belajar dan konsentrasi, sulit untuk
mengambil keputusan, emosi menjadi labil (mudah panik), paranoia, dan
insomnia.Setelah tahun 1995 dimulailah beredar pil2 inex di pasaran yg
kandungannya sudah bukan lagi MDMA murni atau bahkan sama sekali tidak
mengandung MDMA melainkan senyawa lain yaitu MDEA (eve
3,4-methylenedioxy-N-ethylamphetamine), MDA (adam
3,4-methylenedioxyamphetamine), DXM (dextromethorphan/bahan obat batuk),
ketamine, PCP (Phencyclidine), GHB (gamma-hydroxy butyric acid), LSD,
methamphetamine (shabu), ephedrine (bahan obat batuk), caffein,
methylsalicylate (bahan pengharum ruangan yg sifatnya toxic),
paracetamol, aspirin, cocaine, bahkan bahan yg sangat berbahaya yaitu
PMA (paramethoxyamphetamine).
Berbeda dari MDMA, MDEA dan MDA bisa
menghasilkan efek halusinasi dan tidak mencapai tingkatan euphoria
seperti yg dihasilkan MDMA. Sedangkan DXM, ketamine, dan PCP merupakan
zat2 yg bersifat halusinasi dissociative dan mengakibatkan si pemakai
tidak bisa mengendalikan dirinya ketika ia mengalami halusinasi karena
terputusnya fungsi kesadaran otak dengan fungsi otak bagian lainnya
sehingga ia susah untuk membedakan mana yg nyata dan mana yg tidak
nyata.
PMA merupakan bahan pencampur/pengganti
yg sangat berakibat fatal dan cenderung membuat si pemakai overdosis
karena efek “on” yg dihasilkannya terlambat ketimbang MDMA sehingga
membuatnya akan mengkonsumsinya lagi atau menambah pil lain yg
mengandung MDMA. Overdosis PMA yg dikonsumsi bersamaan dengan MDMA
mengakibatkan meningkatnya suhu tubuh secara drastis sehingga sering
menyebabkan kematian yg dihasilkan dari hyperthermia (temperatur tubuh
yg terlalu panas).
Akan tetapi bagi para pencandu berat
inex yg sudah tidak bisa lagi merasakan efek “magic” dari MDMA murni
akan mulai dengan sengaja mencampur pengkonsumsiannya antara pil2 yg
mengandung MDMA murni dengan pil2 lain yg sudah diketahui mengandung
Ketamine / DXM / PCP / LSD, oleh karena bahan2 pemalsu ini yg mampu
mengangkat efek “on” dari MDMA murni menjadi lebih tinggi dari normal.
Ciri2 “on” dari inex campuran ini antara lain:
1. sudah tidak lagi bisa berhura2 dan berjoget2 riang akan tetapi tetap duduk di bangku
2. sudah tidak lagi menggeleng2kan kepalanya dengan kencang melainkan hanya dengan pelan atau termangut2 saja
3. terkadang hanya terdiam kaku di bangku seperti terbengong2 oleh karena halusinasi yg sangat nyata
4. jauh lebih cepat mengalami overdosis dibanding para pemakai MDMA murni
1. sudah tidak lagi bisa berhura2 dan berjoget2 riang akan tetapi tetap duduk di bangku
2. sudah tidak lagi menggeleng2kan kepalanya dengan kencang melainkan hanya dengan pelan atau termangut2 saja
3. terkadang hanya terdiam kaku di bangku seperti terbengong2 oleh karena halusinasi yg sangat nyata
4. jauh lebih cepat mengalami overdosis dibanding para pemakai MDMA murni
DXM (Dextromethorphan) / robo-trip
DXM adalah senyawa sintetik yg terkandung di dalam berbagai jenis obat batuk yg bersifat antitussive yaitu jika dikonsumsi dalam dosis yg tepat maka zat ini mampu meredam batuk. Akan tetapi penggunaannya banyak disalahgunakan dengan cara mengkonsumsi lebih dari dosis yg dianjurkan.
DXM adalah senyawa sintetik yg terkandung di dalam berbagai jenis obat batuk yg bersifat antitussive yaitu jika dikonsumsi dalam dosis yg tepat maka zat ini mampu meredam batuk. Akan tetapi penggunaannya banyak disalahgunakan dengan cara mengkonsumsi lebih dari dosis yg dianjurkan.
Serupa dengan senyawa PCP dan Ketamine,
jika DXM dikonsumsi melebihi dosis yg dianjurkan senyawa ini juga
bersifat halusinogen dissociative, yaitu dibloknya fungsi kesadaran di
dalam otak dan saraf sehingga akan membuat si pemakainya berhalusinasi
dan merasakan seperti berada di dalam dunia mimpi dan sukar membedakan
antara nyata atau tidaknya halusinasi tersebut. Berbeda dengan
halusinasi yg diakibatkan oleh LSD (lysergic acid diethylamide) si
pemakainya masih mampu mengontrol tingkat kesadarannya, seperti halnya
dia masih bisa mengingat akan siapa dirinya bahkan siapa namanya,
sedangkan pada DXM, PCP, dan Ketamine tidak.
Efek2 yg disebabkan oleh DXM jika dipakai melebihi dosis yg dianjurkan meliputi:
1. halusinasi dissociative
2. gembira (excited) atau kebalikannya
3. berkeringat banyak
4. nafas jadi pendek
5. berada dalam kondisi antara tidur dan sadar
6. mual dan muntah2
7. pendengaran yg menjadi seperti berombak2
8. tekanan darah yg menjadi tinggi
9. jantung yg berdebar2
10. amnesia
11. tidak bisa mengenal kata2 dan objek yg terlihat
12. paranoid dan merasakan seperti akan mati
13. koma bahkan kematian
1. halusinasi dissociative
2. gembira (excited) atau kebalikannya
3. berkeringat banyak
4. nafas jadi pendek
5. berada dalam kondisi antara tidur dan sadar
6. mual dan muntah2
7. pendengaran yg menjadi seperti berombak2
8. tekanan darah yg menjadi tinggi
9. jantung yg berdebar2
10. amnesia
11. tidak bisa mengenal kata2 dan objek yg terlihat
12. paranoid dan merasakan seperti akan mati
13. koma bahkan kematian
DXM (juga PCP dan Ketamine) merupakan
jenis bahan pengganti/pemalsu/pencampur yg sering ditambahkan ke dalam
pil ecstasy yg beredar di pasaran karena bahan ini jauh lebih mudah
didapat dan harganya yg lebih murah ketimbang bahan asli dari ecstasy
yaitu MDMA (MethyleneDioxyMethAmphetamine).
Pada kenyataannya tahap overdosis yg
dihasilkan dari pemakaian DXM jauh lebih cepat dibanding MDMA sendiri.
Overdosis DXM dapat mengakibatkan kematian oleh karena terhentinya otak
mengirim sinyal ke paru2 agar tetap bernafas.
DXM juga menyebabkan ketagihan secara psikologi dan toleransi terhadap dosis pemakaian dari waktu ke waktu.
Cocaine crack cocaine
Cocaine adalah salah satu senyawa yang terdapat dalam daun tumbuhan coca yg tumbuh di dataran benua Amerika. Proses pemurnian senyawa tersebut menghasilkan bubuk cocaine hydrochloride murni yg mudah larut ke dalam air.
Cocaine adalah salah satu senyawa yang terdapat dalam daun tumbuhan coca yg tumbuh di dataran benua Amerika. Proses pemurnian senyawa tersebut menghasilkan bubuk cocaine hydrochloride murni yg mudah larut ke dalam air.
Pemakaian cocaine hydrochloride
menyebabkan terhalangnya penyerapan kembali hormon dopamine, serotonin,
dan noradrenaline yg sudah dilepaskan di dalam otak oleh sel2 sinapsis
sehingga kadar dari hormon2 tersebut di dalam otak akan meningkat secara
drastis. Peningkatan dari hormon2 tersebut menyebabkan perasaan “high”,
hilangnya rasa sakit, lapar, dan letih/ngantuk, menambah konsentrasi,
rasa percaya diri, dan perasaan euphoria/senang.
Oleh karena bubuk cocaine hydrochloride mudah larut ke dalam air maka pemakaian dari bubuk cocaine pada umumnya meliputi:
1. disedot menggunakan hidung
2. dimakan
3. digosokan di sekitar gusi mulut
4. disuntik
1. disedot menggunakan hidung
2. dimakan
3. digosokan di sekitar gusi mulut
4. disuntik
Pemakaian cocaine dapat dipastikan
mengakibatkan toleransi dan kecanduan, karena pada saat efek dari
cocaine itu “drop” si pemakaian akan merasakan tidak nyaman dan depresi
sehingga memaksa ia berusaha untuk memakainya kembali.
Pemakaian jangka panjang dapat mengakibatkan:
1. tidak menentunya denyut jantung
2. halusinasi
3. paranoid
4. tekanan darah tinggi
1. tidak menentunya denyut jantung
2. halusinasi
3. paranoid
4. tekanan darah tinggi
Kombinasi antara cocaine, rokok dan
alkohol akan menambah rasa euphoria pada si pecandu, tidak heran mereka
akan terus menerus menghisap rokok dan minum minuman beralkohol tinggi
pada saat mereka menggunakan cocaine sehingga dengan demikian para
pecandu cocaine akan sangat beresiko terkena serangan jantung, stroke,
gagal ginjal, bahkan kematian.
Sedangkan
crack adalah cocaine hydrochloride yg telah diproses menggunakan baking
soda sehingga menghasilkan freebase amine/bentuk dasar amina cocaine yg
tidak dapat larut dalam air sehingga pemakaiannya hanya cocok dengan
cara dihisap seperti rokok.
Efek psikologis dari crack jauh lebih
kuat ketimbang cocaine hydrochloride akan tetapi sering membuat jiwa si
pemakai merasakan ganjil aneh sehingga sering membuatnya berubah menjadi
brutal. Tingkat kecanduan dari crack jauh melebihi cocaine
hydrochloride bahkan crack merupakan salah satu dari jenis narkoba yg
paling membuat kecanduan dan toleransi pada pemakainya. Mereka yg
memakainya akan selalu berusaha untuk mencapai “high” & euphoria
seperti sebelumnya sehingga akan terus menambah dosisnya dari hari ke
hari sampai pada akhirnya mengakibatkan kematian yg disebabkan oleh
overdosis.
Walaupun demikian sebenarnya kadar
senyawa cocaine dari daun tumbuhan coca itu sendiri sangat kecil
persentasenya (sekitar 0.2%) sehingga untuk menghasilkan 1gram bubuk
cocaine hydrochloride murni dibutuhkan 500gram daun coca.
Daun coca sendiri sudah lama
dimanfaatkan oleh suku Indian Andes sebagai tanaman obat yg dapat
menyembuhkan penyakit kekurangan oksigen yg diakibatkan oleh tipisnya
oksigen di dataran tinggi dan menyembuhkan penyakit pada pencernaan
dengan cara diseduh lalu diminum seperti teh atau dikunyah. Mereka juga
mengunyah daun coca sebagai obat alami anesthesia (peredam rasa sakit)
ketika mereka terluka oleh panah pada saat berperang.
Pemakaian daun coca dengan cara diseduh
maupun dikunyah tidak dapat menimbulkan perasaan “high” pada si pemakai
dan juga tidak pernah terbukti mengakibatkan kecanduan. Bahkan pada
tahun 1980 telah ditemukan oleh ilmuwan bahwa daun coca bisa dipakai
sebagai obat untuk menyembuhkan kecanduan dari para pecandu crack dan
cocain.
penjelasannya selalu lengkap disini
BalasHapusEMI